Pledis Sangkal Rumor Manipulasi Tangga Lagu Yang Landa NU’EST W + Tuntut Permintaan Maaf Dari Unanswered Questions

Pledis Entertainment menuntut permintaan maaf dari acara Unanswered Questions yang ditayangkan SBS karena membuat NU’EST W dituduh melakukan sajaegi (manipulasi tangga lagu digital).

Episode terbaru acara tersebut membahas skandal sajaegi dan merilis wawancara dengan seorang pria yang mengaku identitasnya telah dipakai secara ilegal untuk melakukan manipulasi tersebut.

Bacaan Lainnya

Dia mengatakan telah menerima sekitar 40 konfirmasi di e-mail nya bahwa seseorang membeli lagu memakai akunnya dan dalam tayangan tersebut terlihat bahwa lagu Dejavu dari NU’EST W merupakan lagu yang dibeli memakai akun tersebut.

Dia juga mengaku menerima konfirmasi di e-mailnya bahwa seseorang menggunakan e-mail tersebut untuk membuat 46 akun untuk membeli lagu.

Karena hal ini membuat NU’EST W dianggap melakukan sajaegi, Pledis Entertainment segera membuat pernyataan resmi. Agensi tersebut menulis,

“Halo, kami dari Pledis Entertainment.

Berikut adalah pernyataan kami tentang konten yang tayang kemarin malam (4 Januari) di acara Unanswered Questions dari SBS dengan judul ‘Dunia Yang Dimanipulasi – Apakah Ini Sajaegi Digital? Atau Viral Marketing?’

Sebelum kami menyatakan posisi kami tentang masalah ini, kami dengan jelas mengumumkan bahwa agensi kami tidak melakukan tindakan ilegal atau penipuan yang terkait dengan sajaegi digital.

Sangat disayangkan bahwa pada siaran Unanswered Questions di SBS, dalam pernyataan, ‘Ada catatan pembelian musik digital untuk artis yang tidak dia dengarkan atau beli musiknya,’ dalam sebuah wawancara dengan seorang pria mengenai kecurigaan sajaegi digital, email yang terungkap membuat masalah ini dikaitkan dengan artis kami.

Artis kami, yang bekerja keras selama beberapa tahun, telah menerima kerusakan serius dari pencemaran nama baik, spekulasi, dan desas-desus yang sedang menyebar karena siaran Unanswered Questions.

Oleh karena itu, kami meminta [Unanswered Questions] untuk mengakui dan meminta maaf atas kesalahan produksi menyiarkan nama grup sebagai ‘artis yang dicurigai melakukan sajaegi digital” karena masalah tersebut tidak terkait dengan artis kami dan untuk memperbaiki kesalahan pada jasa VOD rerun.

Terima kasih.”